Gangguan perilaku anak autis terkait dengan alergi makanan.
Adakah kaitan autisme dan alergi makanan?
Autisme merupakan gangguan perkembangan yang muncul pada anak yang berusia di bawah tiga tahun. Gangguan ini menyebabkan anak tidak mampu membentuk hubungan sosial dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara normal.
Anak autis menjadi terisolasi dari kontak dengan orang lain dan tenggelam pada dunianya sendiri yang diekspresikan dalam minat dan perilaku yang berulang-ulang.
Banyak faktor yang memperburuk gejala-gejala autisme pada anak, salah satunya adalah gangguan metabolisme yang disebabkan oleh alergi pada makanan.
Gangguan metabolisme ini seringkali terjadi karena adanya gangguan imunitas sebagai salah satu kelainan yang kerap dijumpai pada anak autis.
Bunda, sistem imun ini berfungsi untuk mempertahankan tubuh dari serangan infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan lain-lain. Adanya gangguan pada sistem imun menyebabkan meningkatnya pertumbuhan jamur di saluran cerna. Selain itu meningkatkan masuknya alergen ke dalam tubuh anak.
Nah, Bunda, masuknya alergen ke dalam tubuh menimbulkan berbagai dampak, sesuai dengan daya tahan tubuh, salah satunya adalah gangguan prilaku, mulai dari yang ringan sampai berat.
Itulah sebabnya gangguan perilaku yang kerap disebut sebagai Autism Spectrum Disorder (ASD) semakin memburuk bila penderita autisme mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung alergen.
Salah satu cara untuk mengurangi munculnya gangguan prilaku pada anak autis, adalah menghindari makanan-makanan yang mengandung alergen. Alergen ini tidaklah sama antara satu anak dengan anak lainnya, tergantung kepekaan anak terhadap makanan tersebut.
Namun secara umum, makanan yang kerap menjadi pemicu alergi pada anak secara umum juga merupakan penyebab timbulya alergi pada anak penderita autis.
Makanan apa saja yang sering menimbulkan alergi pada anak?
Golongan makanan berikut merupakan jenis makanan yang paling sering menimbulkan alergi pada anak, yaitu :
1. Susu sapi
2. Telur ayam
3. Ikan laut
4. Kacang-kacangan
5. Gandum
Untuk mengetahui jenis makanan yang menjadi alergen, anak harus menjalani tes alergi. Diharapkan setelah menjalani tes alergi, kita bisa menghindarkan anak dari mengkonsumsi makanan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari munculnya gangguan perilaku.
Selain menghindari makanan yang bersifat alergen, ada baiknya penderita autisme menjalani diet untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengembangkan kemampuan adaptasi anak autis dalam kehidupan.
Diet apa saja yang mempercepat kemajuan anak autisme?
1. Diet rendah gula sederhana
2. Hindari makanan yang difermantasikan oleh ragi
3. Hindari mengkonsumsi soft drink dan juice
4. Hindari makanan yang termasuk kategori junk food
5. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh
6. Hindari makanan yang mengandung zat pewarna dan zat pengawet
Dan amat dianjurkan bagi penderita autis untuk banyak mengkonsumsi air putih yang bebas polusi logam, buah dan sayuran segar.
Parents, semoga ulasan ini bermanfaat….
Baca juga ulasan menarik lainnya:
Membesarkan Anak Autis, Sebuah Anugerah yang Tersembunyi
Menjalin Komunikasi dengan Anak Autis
Vaksin MMR dan Autisme
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.