Tanggal 1 Juli setiap tahunnya diperingati Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai Hari Bhayangkara. Di hari tersebut seluruh masyarakat serentak menyambut dan merayakan hari ulang tahun Bhayangkara atau memperingati hari kepolisian nasional 2022.
Banyak yang mengira hari Bhayangkara itu sebagai peringatan hari ulang tahun atau terbentuknya Kepolisian RI atau Polri. Padahal, hari Bhayangkara adalah hari kepolisian nasional yang diambil dari momentum turunnya Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 1946.
Dimana peraturan tersebut menyatukan kepolisian yang semula terpisah sebagai kepolisian daerah menjadi satu kesatuan nasional dan bertanggung jawab langsung pada pimpinan negara yaitu presiden.
Mungkin bagi sebagian besar masyarakat kurang mengetahui bila istilah Bhayangkara, awalnya merupakan nama pasukan pengamanan yang bertugas melindungi raja dan kerajaan pada zaman Majapahit yang dibentuk oleh mahapatih Gajah Mada.
Tema Hari Bhayangkara 2022
Dikutip dari laman polri.go.id, tema HUT bhayangkara 2022 yang ke-76 ini adalah ‘Polri Presisi Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural untuk Mewujudkan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh’.
Dari tema yang diambil ini tertanam harapan untuk nantinya polri dapat mendukung pemulihan ekonomi dan reformasi. Apalagi setelah pandemi covid-19 seperti saat yang sangatlah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menjelaskan selain karena gencarnya vaksinasi dan berbagai terobosan kebijakan di sektor ekonomi, pemulihan ekonomi nasional juga tidak lepas dari peran Polri yang menjaga keamanan bangsa.
Artikel terkait: Sering Disebut Menantu Idaman, Berapa Gaji Polisi Indonesia Beserta Tunjangannya?
Sejarah Hari Bhayangkara
Melansir dari laman polri.go.id, inilah sejarah Bhayangkara dari sebelum kemerdekaan hingga saat ini.
Zaman Kerajaan
Pada zaman kerajaan Majapahit, Patih Gajah Mada membuat pasukan pengaman dengan Bhayangkara untuk melindungi raja dan kerajaan. Hingga pada masa kolonial Belanda, pembentukan pasukan keamanan diawali dengan dibentuknya pasukan-pasukan jaga yang diambil dari orang pribumi untuk melindungi aset dan kekayaan Eropa di Hindia Belanda. Pada tahun 1867 sejumlah warga Eropa di Semarang, merekrut 78 orang pribumi untuk menjaga keamanan mereka.
Masa Kolonial Belanda
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda terdapat bermacam-macam bentuk kepolisian, seperti veld politie (polisi lapangan), stands politie (polisi kota), cultur politie (polisi pertanian), bestuurs politie (polisi pamong praja).
Pada masa ini juga ada pembatasan jabatan antara kepolisian Belanda dan Pribumi. Untuk pribumi selama menjadi agen polisi diciptakan jabatan seperti mantri polisi, asisten wedana, dan wedana polisi.
Kepolisian modern Hindia Belanda yang dibentuk antara tahun 1897-1920 adalah merupakan cikal bakal dari terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia saat ini.
Masa Kolonial Jepang
Pada masa kedudukan Jepang, pihak Jepang membagi wilayah kepolisian Indonesia menjadi beberapa yaitu Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta, Sumatera di Bukit Tinggi, Indonesia Timur di Makassar dan Kalimantan di Banjarmasin.
Tiap-tiap kantor polisi di daerah meskipun dikepalai oleh seorang pejabat kepolisian bangsa Indonesia dan didampingi polisi Jepang.
Periode Awal Kemerdekaan
Pada tahun 1945-1950, Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, Komandan Polisi di Surabaya, pada tanggal 21 Agustus 1945 memproklamasikan Pasukan Polisi Republik Indonesia.
Ini sebagai langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat maupun satuan-satuan bersenjata yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang panjang.
Pada awalnya kepolisian berada dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri dengan nama Djawatan Kepolisian Negara yang hanya bertanggung jawab masalah administrasi, sedangkan masalah operasional bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.
Hingga pada tanggal 1 Juli 1946 Djawatan Kepolisian Negara bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri setelah turun Penetapan Pemerintah tahun 1946 No. 11/S.D. Tanggal 1 Juli inilah yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Bhayangkara hingga saat ini.
Artikel terkait: 12 Jenis Seragam Polisi di Indonesia, Si Kecil Sudah Tahu?
Arti Logo Polri
Seperti satuan lainnya, lambang Polri tentu saja memiliki makna tersendiri. Untuk itu, mari kita bahas satu-persatu dari masing-masing elemen.
Dilansir dari laman resmi Polri, lambang polisi sendiri bernama Rastra Sewakottama, yang berarti “Polri adalah Abdi Utama dari pada Nusa dan Bangsa”. Sebutan itu adalah Brata pertama dari Tri Brata yang diikrarkan sebagai pedoman hidup Polri sejak 1 Juli 1954.
Polri yang tumbuh dan berkembang dari rakyat, untuk rakyat, memang harus berinisiatif dan bertindak sebagai abdi sekaligus pelindung dan pengayom masyarakat.
Polri juga harus jauh dari tindak dan sikap sebagai “penguasa”. Prinsip ini sejalan dengan semua kepolisian di semua negara, yang disebut new modern police philosophy, “Vigilant Quiescant”, yang artinya ‘kami berjaga sepanjang waktu agar masyarakat tentram’.
Itulah tema Hari Bhayangkara 2022 dan informasi sejarahnya dari masa ke masa. Semoga bermanfaat ya, Parents! Selamat Hari Bhayangkara untuk seluruh polisi di Bumi Pertiwi!
Baca juga:
Tema Peringatan Hari Guru Nasional 2020 dan Sejarah Perjuangannya
Sejarah, Peringatan, dan Tema Hari Lahir Pancasila 2022
Mengenal Makna dan Sejarah di Balik Peringatan Hari Keluarga Nasional
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.